Menilik Fenomena Childfree Dari Perspektif Alkitab Belakangan Ini Sedang Ramai Diperbincangkan Di Berbagai Media Sosial Mengenai Gaya Hidup
Childfree. Sebenarnya Childfree Bukanlah Konsep Yang Baru, Namun Kembali Hangat
Diperbincangkan Karena Komentar Seorang Selebgram Bernama Lengkap Gita Savitri Devi Atau
Dikenal Sebagai Gitasav Tentang Childfree Sebagai Cara Agar Tetap Awet Muda, Menuai Hujatan
Netizen. Selain Itu, Dalam Sesi Live Instagram Bersama Suaminya, Paulus Andreas Partohap, Pada
Hari Rabu Malam 8 Februari 2023. Ia Mengatakan Bahwa Ia Tidak Ingin Memiliki Anak Karena
Baginya Anak Adalah Beban.
Istilah Childfree Digunakan Untuk Menggambarkan Gaya Hidup Sepasang Suami Isteri Yang
Memutuskan Untuk Tidak Memiliki Anak. Hal Ini Dilakukan Dengan Sengaja Bukan Karena Ada
Masalah Kesehatan (mandul). Selain Alasan Yang Telah Dikemukakan Di Atas, Sebenarnya Ada
Berbagai Alasan Lain Yang Dikemukakan Oleh Penganut Gaya Hidup Ini. Ada Yang Ingin Fokus Pada
Karir Mereka Sehingga Merasa Tidak Ada Waktu Untuk Mengurus Anak. Ada Yang Memiliki
Pengalaman Pahit Dari Masa Lalu Dengan Cara Orang Tua Mendidik Mereka Sehingga Tidak Ingin
mengulangi Masalah Yang Sama. Ada Pula Yang Merasa Secara Finansial Tidak Sanggup Menghidupi
Anak. Sampai Kepada Alasan Yang Terkesan Mulia, Bumi Ini Sudah Penuh Jadi Untuk Apa Memiliki
Anak Lagi, Hanya Menambah Jumlah Manusia Saja.

Sebagai Orang Kristen Yang Berpedoman Pada Alkitab Sebagai Landasan Kehidupan (2tim. 3:16)
Dan Petunjuk Menjalani Kehidupan (mzm.119:105). Maka Penting Bagi Kita Untuk Melihat
Fenomena Ini Berdasarkan Pada Firman Tuhan. Bagaimana Seharusnya Orang Kristen Menyikapi
Gaya Hidup Ini?
 

1. Memiliki Anak Adalah Perintah Allah

Pernikahan Adalah Rencana Allah Sejak Semula Dan Memiliki Anak Adalah Bagian Dari Rencana Ini.
Allah Berkehendak Agar Manusia Yang Diciptakannya Beranakcucu Dan Bertambah Banyak Serta
Memenuhi Bumi Yang Diciptakan-nya (kej.1:28). Mereka Yang Menganut Gaya Hidup Childfree
Dengan Alasan Bahwa Bumi Ini Sudah Penuh Sebenarnya Hanyalah Mengada-ada. Sampai Saat Ini
belum Ada Penelitian Yang Menunjukkan Dengan Pasti Berapa Jumlah Maksimal Populasi Manusia
Yang Dapat Ditampung Oleh Bumi Ini. Bahwa Ada Masalah Kemiskinan, Kelangkaan Pangan,
Kerusakan Lingkungan Akibat Semakin Banyaknya Manusia Yang Terjadi Di Beberapa Negara, Ini
Hanyalah Masalah Pengelolaan. Solusi Yang Harus Dipikirkan Adalah Bagaimana Mengatasi Masalah
Pangan Dan Kerusakan Lingkungan, Bukan Berhenti Melahirkan Manusia Baru. Lagipula Untuk
Memperoleh Dampak Yang Signifikan, Gaya Hidup Childfree Harus Dilakukan Secara Besar-besaran,
Jika Tidak Maka Tujuan Ini Hanyalah Mimpi Belaka. Seandainya Pun Pada Suatu Hari Nanti Gaya Hidup
Childfree Ini Dianut Oleh Banyak Orang, Masalah Baru Akan Muncul, Yakni Berhentinya Seluruh
Tatanan Kehidupan Dan Pada Akhirnya Kepunahan Ras Manusia. Dengan Demikian Maka Konsep
childfree Menimbulkan Masalah Yang Jauh Lebih Serius Daripada Yang Dapat Dibayangkan.

Selain Itu Kita Juga Dapat Mengatakan Bahwa, Mereka Yang Menganut Gaya Hidup Childfree Adalah
Orang Yang Tidak Memperhitungkan Allah, Sang Pencipta Dan Pemelihara Kehidupan. Keberadaan
Anak-anak Hanya Dianggap Sebagai Konsekuensi Logis Dari Pilihan Yang Dibuat Oleh Manusia.
Padahal, Alkitab Mengajarkan Bahwa Melahirkan Anak-anak Adalah Perintah Allah. Bersamaan
Dengan Perintah Untuk Memiliki Anak, Juga Diberikan Perintah Untuk Menaklukkan Bumi Dan
Berkuasa Atas Segala Ciptaan Lain (kej.1:28). Dengan Demikian Maka, Solusi Bagi Pemeliharaan
Lingkungan, Mencukupi Kebutuhan Pangan, Kelestarian Alam Terletak Pada Bagaimana Pengelolaan
Dilakukan. Jadi Bukan Menghentikan Pertumbuhan Populasi Sebagai Solusi Instan Yang Menjadi
Kehendak Allah, Sebaliknya Memikirkan Pengelolaanlah Yang Harus Dikerjakan Dengan Sebaik
Mungkin.

Dengan Memandang Bahwa Memiliki Anak Adalah Bagian Dari Menggenapi Kehendak Allah, Maka
Akan Mematahkan Ide Bahwa Childfree Tidak Merugikan Siapapun. Childfree Adalah Keputusan
Pribadi, Itu Adalah Hak Masing-masing Orang, Hak Asasi Yang Tidak Boleh Diganggu Gugat. Setiap
Orang Berhak Memutuskan Yang Terbaik Bagi Dirinya Asal Tidak Mengganggu Orang Lain. Jika
Memiliki Anak Adalah Kehendak Allah, Maka Childfree Telah Mengganggu Rencana Allah. Lagipula
Dalam Kekristenan Tidak Ada Yang Namanya Kebebasan Pribadi, Orang Kristen Harus Hidup Sesuai
dengan Kehendak Tuhan. Bukankah Dosa Dimulai Dengan Manusia Pertama Berhenti Melakukan
kehendak Allah? Mereka Memutuskan Untuk Memilih Sendiri Apa Yang Benar Menurut Kehendak
Mereka Dan Memakan Buah Yang Dilarang Oleh Allah (kej. 3). Jadi Prinsipnya Sama, Bila Memiliki
Anak Adalah Kehendak Allah Maka Orang Kristen Tidak Berhak Untuk Mencegahnya Dengan Sengaja.
orang Kristen Tidak Diciptakan Untuk Hidup Menurut Kehendak Pribadi, Tetapi Untuk Mentaati
Allah.
 

2. Memiliki Anak Adalah Anugerah Allah

Alkitab Mengajarkan Bahwa Anak-anak Adalah Pemberian Allah (mzm. 127:3). Dapat Melahirkan
Keturunan Adalah Salah Satu Berkat Tuhan (kej. 1:28). Pernikahan Merupakan Sarana Untuk
Menghasilkan Keturunan-keturunan Ilahi (mal. 2:15). Dengan Demikian Maka Orang Yang Menganut
gaya Hidup Childfree Membatasi Diri Dalam Melihat Nilai Seorang Anak. Jadi Orang Yang Menganggap
Dan Menilai Anak Hanya Sebagai Beban Yang Menyusahkan Adalah Orang Yang Benar-benar Tidak
Menghargai Anugerah Allah. Mereka Yang Hidup Hanya Ingin Mencari Kebahagiaan Diri Sendiri Dan
Menganggap Anak Adalah Ancaman Adalah Mereka Yang Tidak Paham Arti Ucapan Syukur Atas Berkat
tuhan.

Jika Kita Memahami Hal Mendasar Ini, Yakni Bahwa Anak Adalah Anugerah Allah Maka Kita Akan
Menghargai Keberadaan Mereka. Anak-anak Tidak Akan Dipandang Sebagai Beban Yang
Menyusahkan Tapi Sebaliknya, Mereka Adalah Harta Berharga Yang Tuhan Percayakan Kepada Kita.
Karena Begitu Berharga Maka Kita Akan Dengan Sukacita Bekerja Keras Untuk Memberikan Mereka
Penghidupan Yang Layak. Masalah Finansial Bukanlah Alasan Agar Lebih Baik Tidak Memiliki Anak,
Orang Kristen Tidak Dirancang Untuk Menghindari Kesulitan Dan Hidup Dalam Kemalasan. Bekerja
Keras Dan Kreatif Agar Dapat Memiliki Finansial Yang Baik Untuk Memberikan Kehidupan Yang Layak
Bagi Keluarga Itulah Yang Dikehendaki Oleh Tuhan Sejak Semula (kej. 1:28; Am.21:25;ef.4:28;
2tes.3:10). Lagipula Hidup Dalam Kekuatiran Akan Makan, Minum, Dan Pakaian Adalah Contoh
Orang Yang Tidak Mengenal Allah (mat.6:25-34; Luk.12:22-31).

Begitu Pula Dengan Masalah Mendidik Anak, Jika Kita Mengerti Bahwa Anak Adalah Anugerah Allah.
Bahwa Allah Menghendaki Supaya Kita Mendidik Mereka Menjadi Keturunan Ilahi, Maka Kita Akan
Upayakan Mendidik Mereka Dalam Kebenaran (ul. 6:7; Ams.13:1; 29:17; Ef.6:4). Di Tengah Dunia
Yang Terus Bertambah Banyak Dengan Kejahatan Ini, Peran Keturunan Orang Percaya Yang Menjadi
Garam Dan Terang Sangat Diperlukan (mat.5:13; Mrk.9:50; Luk.14:34-35). Orang Kristen Harus
Melahirkan Keturunan Yang Dapat Memancarkan Teladan Sehingga Allah Dimuliakan Sampai Pada
Kedatangan Kristus. Dimana Pernikahan Tidak Akan Ada Lagi, Karena Kita Akan Hidup Sama Seperti
Malaikat Di Surga. Selama Hari Tersebut Belum Tiba, Maka Orang Kristen Harus Terus Menikah Dan
Melahirkan Keturunan Ilahi Sehingga Kehendak Allah Tergenapi.

Penganut Childfree Yang Beralasan Tidak Ingin Memiliki Anak Karena Merasa Belum Layak Menjadi
Orang Tua Yang Baik, Justru Seharusnya Menjadi Dorongan Agar Terus Belajar Bukan Sebaliknya
Berpikir Lebih Baik Tidak Punya Anak. Alkitab Dipenuhi Dengan Kisah Orang Tua Yang Juga Tidak
Sempurna Dalam Mendidik Anak, Bahkan Sejak Manusia Pertama, Adam Dan Hawa Melahirkan Kain
seorang Pembunuh. Ishak Melahirkan Yakub Seorang Yang Licik, Yakub Melahirkan Anak-anak Yang
Saling Iri Dan Menjual Saudaranya, Daud Hendak Dibunuh Anaknya Sendiri, Salomo Menjadi Contoh
Buruk Dan Anaknya Membuat Hancur Kerajaan Yang Dibangunnya. Kita Dapat Menulis Daftar Panjang
Tentang Masalah Ini, Tapi Tetap Tidak Menjadikan Lebih Baik Tidak Memiliki Anak Sebagai Solusi
Terbaik. Justru Dari Kisah Inilah Kita Semua Belajar, Jika Diberi Kesempatan Oleh Tuhan Untuk
Memiliki Anak, Kita Berupaya Menjadi Orang Tua Yang Baik Bagi Anak-anak Kita Sesuai Kehendak
Tuhan. Pengalaman Pahit Masa Lalu Kita, Trauma Akibat Didikan Orang Tua Kita Juga Seharusnya
Dipandang Dengan Cara Ini. Mereka Tidak Sempurna Sama Seperti Orang Tua Dalam Alkitab, Tetapi
Justru Inilah Yang Memotivasi Kita Untuk Terus Belajar Agar Kita Menjadi Orang Tua Yang Lebih Baik
(ams.1:8; 4:1;19:18; Ef.6:4; Tit.2:4). Lagipula Orang Kristen Tidak Dirancang Supaya Hidup Dalam
Kepahitan Dan Trauma Masa Lalu. Orang Kristen Harus Mampu Mengasihi, Mengampuni Dan
Memakai Pengalaman Masa Lalu Sebagai Cara Untuk Memberkati Orang Lain (bnd. Kej.50:20).
 

konklusi

Pada Akhirnya Dapat Kita Simpulkan, Apapun Alasan Yang Dikemukakan Oleh Para Penganut Gaya
Hidup Childfree. Masalah Paling Mendasar Dari Konsep Ini Dapat Dikelompokkan Menjadi Dua
Pokok Utama, Yaitu Bahwa Orang Yang Menganut Childfree Adalah Orang Yang Tidak Menghormati
Allah, Sang Pencipta Dan Pemelihara Kehidupan. Kemudian Yang Kedua, Mereka Juga Tidak
Memahami Makna Anak Sebagai Anugerah Sebagaimana Yang Diajarkan Oleh Alkitab. Di Tengah
Dunia Yang Menawarkan Berbagai Ajaran Yang Tidak Sesuai Dengan Konsep Yang Diajarkan Oleh
Alkitab. Sebagai Orang Kristen, Kita Harus Jeli Supaya Tidak Mudah Tertipu Dengan Hal-hal Yang
Terdengar Bagus Tapi Tidak Sesuai Dengan Kebenaran Firman Tuhan. Kiranya Nama Tuhan
Senantiasa Ditinggikan.
 

daftar Referensi

Https://www.desiringgod.org/interviews/are-christian-couples-required-to-have-kids
Https://cbmw.org/2013/08/12/should-christian-couples-choose-a-childfree-life/
Https://www.theflipflopwife.com/faith-musings-its-ok-to-be-christian-and-childfree/
Https://worldchildlessweek.net/sat-21-2019/2019/9/11/when-a-christian-is-childless
Https://www.biblicalcounselingcoalition.org/2019/11/25/childless-to-the-glory-of-god-part- One/
Https://progressivechristianity.org/resources/christianity-and-the-child-free/

Artikel Lainnya

Yudisium Tahun 2024

Yudisium Tahun 2024

Setelah menempuh perkuliahan dan penyelesaian tugas akhir (skripsi dan tesis) yang diuji dalam sidang skripsi/tesis gelombang-1 telah dilaksanakan...

Selanjutnya